Dalam
sebuah hasil studi yang diterbitkan oleh Jurnal Psychological Science
mengemukakan bahwa perasaan bahagia dapat menghasilkan perubahan kimia dalam
keringat.
“keringat
manusia yang dihasilkan ketika dia bahagia dapat menular ke orang lain yang
menghirup bau tersebut,” kata Gun Semin, seorang profesor riset psikologi di
Instituto Superior de Psicologia Aplicada di Portugal, kepada HealthDay.
Seperti
yang dilansir dari merdeka.com peneliti mengambil sampel sebanyak 12 pria muda,
dalam keadaan semuanya sehat, bebas narkoba, dan non-perokok. Mereka (peserta
yang diteliti) tidak mengkonsumsi makan beraroma kuat atau telah melakukan
aktivitas seksual selama masa penelitian.
Tim
peneliti juga memanggil 36 wanita muda untuk mencium setiap sampel keringat,
dan reaksi mereka terus dipantau. Alasan peneliti memilih wanita untuk mencium
sampel keringat adlah karena umumnya wanita memiliki penciuman yang lebih baik
daripada pria dan lebih peka terhadap sinyal emosional.
Selain
itu, peneliti juga menganalisis ekspresi wajah dari setiap kelompok untuk
menentukan apa yang dimaksud dengan “sinkronisasi perilaku” antara kondisi
emosional manusia, keringat, dan tanggapan dari orang yang mencium sampel
keringat. Hasil studi ini menyatakan para peserta wanita yang mencoba sampel
“keringat bahagia” menunjukkan aktivitas otot wajah yang berhubungan dengan
kebahagiaan.
Andreas Keller, seorang peneliti di The
Rockefeller University di New York City, mengatakan: "Mendengar dan
melihat orang lain bahagia membuat Anda menjadi lebih bahagia," katanya,
"sehingga fakta bahwa bau keringat mereka akan membuat Anda lebih bahagia,
juga, tidak begitu mengejutkan."
0 komentar:
Post a Comment